Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Pada suatu sore.....
Tampak seorang pemuda tengah berada di sebuah taman umum.
Tampak seorang pemuda tengah berada di sebuah taman umum.
Dari raut wajahnya tampak kesedihan, kekecewaan, dan
frustasi yang menggantung.
Dia terlihat berjalan dengan langkah gontai dan
kepala tertunduk lesu.
Sebentar-sebentar ia tertunduk dan menghela nafas
panjang.
Kegiatan itu diulangnya berkali-kali.
Seakan dia tidak tau apa yang hendak dilakukannya.
Seakan dia tidak tau apa yang hendak dilakukannya.
Saat pikirannya sedang menerawang entah kemana.
Tiba-tiba
pandangan matanya terpaku pada gerakan seekor laba-laba.
Yang sedang membuat
sarangnya di antara ranting sebatang pohon tempat ia duduk.
Dengan perasaan
kesal.....
Ia pun kemudian iseng mengambil sebatang ranting.
Dan menumpahkan rasa
kekesalannya pada sarang laba-laba itu.
Maka sarang laba-laba itupun dirusaknya tanpa
ampun.
Seusai melepaskan kejengkelannya.
Perhatian pemuda itu
teralih sementara untuk mengamati ulah si laba-laba.
Dalam hati dia ingin tahu kira-kira apa yang akan dikerjakan laba-laba.
Setelah sarangnya hancur oleh
tangan isengnya.
Apakah laba-laba akan lari terbirit-birit.
Atau ia akan
kembali membuat sarangnya di tempat lain?
Rasa penasaran itu rupanya segera
mendapatkan jawaban.
Tak lama kemudian si laba-laba tampak kembali ke tempatnya semula.
Laba-laba itu mengulangi kegiatan yang sama, merayap-merajut-melompat.
Setiap
helai benang dipintalnya dari awal.
Semakin lama semakin lebar dan tanpa kenal
lelah.
Laba-laba itu kembali menyelesaikan seluruh pembuatan sarang barunya.
Setelah menyaksikan usaha si laba-laba yang sibuk bekerja
lagi.
Dengan semangat penuh untuk memperbaiki dan membuat sarang barunya.
Kembali
ranting si pemuda beraksi.....
Dengan tujuan menghancurkan sarang tersebut untuk kedua kalinya.
Dengan tujuan menghancurkan sarang tersebut untuk kedua kalinya.
Dengan perasaan puas namun penuh rasa ingin tahu.
Diamatinya lagi ulah si laba-laba itu.
Diamatinya lagi ulah si laba-laba itu.
Apa gerangan yang akan dikerjakannya setelah sarangnya dirusak untuk
kedua kalinya?
Ternyata.....
Untuk ketiga kalinya si laba-laba kembali mengulangi kegiatannya.
Dimulai dari awal lagi dengan bersemangat, merayap-merajut-melompat.
Menggunakan setiap helai benang yang dihasilkan dari tubuhnya,
Untuk ketiga kalinya si laba-laba kembali mengulangi kegiatannya.
Dimulai dari awal lagi dengan bersemangat, merayap-merajut-melompat.
Menggunakan setiap helai benang yang dihasilkan dari tubuhnya,
Laba-laba itu memintal membuat sarang sedikit demi sedikit sampai selesai.
Setelah melihat dan mengamati ulah laba-laba tersebut.
Dalam membangun sarang yang telah hancur untuk ketiga kalinya,
Dalam membangun sarang yang telah hancur untuk ketiga kalinya,
Saat itulah si pemuda
mendadak tersadarkan.
Tidak peduli berapa kali sarang laba-laba
dirusak dan dihancurkan,
Sebanyak itu pula laba-laba membangun sarangnya
kembali.
Semangat binatang yang begitu kecil.
Dengan giat bekerja tanpa mengenal lelah.
Telah membuka kesadaran si pemuda.
Hal itu menimbulkan perasaan malu pada dirinya.
Karena
sesungguhnya.....
Si pemuda itu dengan hati dan perasaan gundah baru saja mengalami satu kali kegagalan.
Si pemuda itu dengan hati dan perasaan gundah baru saja mengalami satu kali kegagalan.
Maka dengan melihat semangat pantang menyerah si laba-laba.
Dia pun berjanji dalam hati.
Bahwa aku lebih tidak pantas
untuk mengeluh dan putus asa.
Karena baru satu kali mengalami kegagalan.
Karena baru satu kali mengalami kegagalan.
Aku harus bangkit lagi...!!!
Berjuang dengan lebih giat dan siap memerangi setiap kegagalan yang menghadang.
Seperti semangat laba-laba kecil yang membangun sarangnya kembali dari setiap kehancuran.
Segera si pemuda bangkit dan bertekad kuat untuk bekerja lebih giat lagi.
Bila perlu dia akan memulai dari awal lagi.
Tanpa putus asa.
0 komentar:
Posting Komentar